2013/06/07

Retelling dreams

Teacher, Artist, and Doctor.....
Those are the people I had been dreaming to be, but a doctor is really i wanna be (:

Ketika SD, aku senang sekali bermain guru dan murid dengan mbak yang bekerja di rumahku. Lucu juga kalau sekarang diingat-ingat bahwa seorang anak berusia 7 tahun mengajari mbak-mbak yang sudah berusia lebih dari 30 tahun tentang bahasa Indonesia. "Ibu pergi ke pasar bersama adik", aku ingat sekali kalimat itu. Menangis karena si mbak lagi ada kerjaan jadi tidak bisa bermain denganku, atau karena aku sudah berjanji akan bermain tetapi diajak pergi bersama orang tua. Nostalgia...

Umur 9 tahun, dimana aku duduk di bangku kelas 5, aku mulai mengenal dan meyentuh yang namanya piano. Bergelut di dunia vokal juga membuatku optimis ingin menjadi seorang artist. Tidak hanya bermain musik dan bernyanyi, kelas 1 SMP, aku memamerkan lukisanku pada suatu acara pentas kesenian dan sangat senang ketika seorang guru bahasa Mandarin ingin membeli lukisanku. "Bulan sabit di malam hari dilihat dari bukit yang dekat danau itu sesuatu yang mempunyai arti sangat besar", kata beliau. Sesungguhnya hingga sekarang, aku tidak mengerti maksud dari kalimat itu. Dengan polosnya saya menjual lukisan itu dengan harga Rp 50.000,00. Disitu aku semakin senang berada di dunia seni.

Menginjak SMA, pianoku sering menganggur karena sibuknya kehidupan sekolah. Tetapi aku tetap mempertahankan latihan vokal dan gambarku. Namun, aku mulai berpikir untuk menggunakan talentaku dalam hal seni ke sesuatu yang bisa dimanfaatkan, ke sesuatu yang real. Obrolan ringan bersama Mami, menyadarkanku bahwa aku bisa memanfaatkannya dengan desain pakaian. Awalnya aku ogah-ogahan, tapi lama-lama aku mulai senang dan gambarku menjadi lebih baik.

Sekarang, sudah lebih 5 baju yang aku desain sendiri dan memang diantaranya adalah 4 kebaya dan yang lainnya adalah baju resmi ataupun baju kurung. Mulai dari kelas 2 SMA, aku pasti mendesain minimal satu setiap tahunnya, dan tentu saja pakain tersebut akan dijahitkan dan kupakai. Sekarang, aku menjadi seorang desainer pakaian untuk keluargaku dan diriku sendiri.

Seorang dokter? Tentu saja itu harus. Menjalani pendidikan dokter tidak mudah, dan begitu banyak pengorbanan. Sampai sekarang, aku masih mudah goyah ketika dihadapkan dengan seorang seniman. Mengapa? karena menjadi seorang artist sudah menjadi cita-citaku selama 6 tahun. Cemburu melihat konser piano, cemburu melihat penyanyi-penyanyi mudah yang semakin naik daun, cemburu dengan desainer-desainer pakaian ternama. Hahaha seseorang tidak bisa menjadi semua yang ia inginkan, begitu juga denganku yang hanya seorang gadis biasa. Menjadi dokter memang suatu tujuan mutlak, tetapi kehidupanku juga sebagai seorang wanita tidak akan kutinggalkan.

Dance. Since you are a woman, you have to know how to dance. When you turn 17 I will teach how to do it, and you will do that because you must glow, dear. Dansa pertamaku, aku lakukan oleh seorang pria yang sangat tampan dan sangat aku sayangi. Papi. Hmm mungkin aku menulis ini karena aku juga kangen rumah, well it's okay.

1 komentar:

  1. Bisa tuh Van jalan bareng 3 3nya. i meeeean, why not?
    nothin' ever started but from a simple dream <<
    gausah ku list satu satu kamu juga pasti udah ngerasain kok, itu yang nomor 3 bakal mencakup nomor 1 dan 2 didalemnya - -"
    jadi aku gangerti kenapa harus goyah lihat seniman wahaha
    No one is restricting you to be all of them, why would you need to restrain yourself to choose 1?

    BalasHapus